deWiKa pOenYa
Everything about me
d sWeetY cHubBy
welcome 2 my bloG....
It represents my purpose and my passion,
I juz need to share all of my experience, what in my mind, all i want, all I need, and everything about me..
May be it can be my diary,
also my thankful book,
my reminder and my heart alarm,
and many more.
so juZ read it and teLL me what do you thinK about me..............
^-^
Thursday, December 31, 2015
Flash Back 2015
Wednesday, October 14, 2015
Melepaskan
Sebuah nama?
Sebuah gelar?
Penghargaan?
Kekayaan?
Kekuasaan?
Tak lelah kau berlari?
Tak letih kau mengejar?
Sudahlah nona..
Terkadang kau harus belajar melepaskan
Melepaskan diri
Melepaskan hati
Melepaskan jerit
Hingga akhirnya melepaskan tangis
Dari situlah kau tahu
Melepaskan itu indah
Belajarlah untuk melepaskan nona..
I am back
Setahun ini hidupku berubah. Bukan lagi wanita karir yang berangkat pagi pulang malam bekerja di gedung tinggi. Sekarang aku cuma mahasiswa. Entah apa yang kupikirkan saat aku mendaftar ke universitas ini. Masa depan yang lebih baik? Prestise? Atau sekedar jenuh dengan kehidupan di kantor. Namun itu sudah tidak penting lagi. Yang jelas aku sudah "terjebak" di sini. Terjebak oleh keputusanku sendiri.
Hampir selalu ada perasaan ingin pergi, ingin berlari, ingin kembali. Namun jika menengok ke belakang, ada terlalu banyak hal dan terlalu banyak orang yang berkorban demi aku berada di sini. Menuntut ilmu yang katanya buat negara, atau untuk diri sendiri, ah atau entah untuk siapapun.
Semakin belajar semakin aku merasa bodoh. Semakin tahu bahwa aku tidak tahu apa-apa. Itu yang membuatku menyerah? Bukan. Karena seiring aku tahu aku tidak tahu apa-apa, di situ aku tahu bahwa banyak orang juga yang mungkin sebenarnya juga tidak tahu apa-apa.
Dulu aku pernah terkagum-kagum pada jurnal, paper dan sejenisnya. Sekarang? Aku cuma menganggapnya sampah. Entah apa karena terlalu banyak hal yang mereka sembunyikan sampai aku tidak bisa mendapatkan hasil seperti mereka, atau karena aku juga tidak yakin apa yang mereka publikasikan itu adalah sebuah kebenaran.
Mungkin juga aku yang salah memilih pembimbing. Ah entahlah. Apa ada yang salah jika kita mengalami kegagalan dalam sebuah penelitian? Terlebih jika itu kali pertama. Lalu kita selalu dianggap salah. Dianggap tidak bisa merencanakan sebuah penelitian dengan baik. Heeyyy please! Kadang aku ingin berteriak. Aku tidak sedang melakukan perbuatan kriminal. Aku tidak sedang merencanakan kejahatan. Aku juga tidak hamil di luar nikah. Aku cuma mahasiswa yang berjuang memperoleh ijazah yang sedang mengalami kegagalan di eksperimen. Sebegitu besar kesalahanku?
Baiklah jika begitu. Jika memang tidak ada lagi tempat untukku di sini, aku masih punya ibu pertiwi yang dengan senang hati menerimaku kembali. Aku yakin dengan diriku. Malu? Ah itu kan katamu. Sekali lagi aku tidak sedang melakukan kejahatan atau tindak kriminal. Aku juga tidak melakukan perbuatan asusila. Aku hanyalah mahasiswa yang sedang berusaha mendapatkan hasil penelitian yang terbaik. Namun jika itu dianggap suatu kesalahan besar, maka dengan rela hati aku akan pergi. Tak perlu sedu sedan itu lagi.
-curahan hati seorang mahasiswa master semester 3-
Saturday, December 15, 2012
Terima kasih untuk Kata
Malam ini aku sendiri lagi. Seperti Sabtu malam sebelumnya. Ah aku memang sering sendiri di akhir pekan. Ditemani buku2, para smurf di Smurf Village ku dan sesekali televisi. Kadang iri dengan mereka yang bisa pergi kemana dengan siapa pada akhir pekan. Aku pun pernah begitu. Merasakan pergi kemana yang aku mau. Dengan siapa pun yang aku mau.
Namun aku tidak mau tenggelam dalam kesedihanku. Aku punya teman yang sangat setia. Kamu. Kata-kata. Kata adalah teman yang paling setia. Aku bisa menemukanmu di buku-buku yang tak pernah meninggalkanku. Bahkan kapan saja aku bisa merangkaimu untuk melampiaskan segala rasa di hatiku. Seperti saat ini.
Membaca adalah menemukan rasa dalam kata. Menulis adalah menyebarkan rasa melalui kata. Karena kata adalah tentang rasa. Rasa senang yang tak terkira sampai rasa sakit yang mendera. Semua bisa diungkapkan melalui kata. Tidak salah jika aku mengagungkan kata.
Terima kasih untuk kata. Kata yang telah menemaniku. Selalu.
:)
Friday, August 3, 2012
Being a Stalker from a Book "Twivortiare"
Can you love and hate someone at the same time?
Buku kelima Ika Natassa ini akan menjawab pertanyaan tersebut. Tokoh Alexandra Rhea Wicaksono yang sebelumnya kita kenal di Divortiare muncul kembali di dunia maya melalui account twitter-nya @alexandrarheaw. Segala aktivitas dan perasaannya tercurah melalui kicauannya hari demi hari setelah re-marriage nya dengan Dokter Beno. Kehidupan Alexandra yang terekam dalam social network ini sejak tanggal 23 Januari 2011 sampai dengan 4 Maret 2012 disatukan menjadi suatu cerita utuh.
Membaca buku ini seperti sedang stalking kehidupan seseorang tanpa perlu melakukan interogasi verbal. Cukup dengan mengikuti percakapan di timeline @alexandrarheaw yang terkadang berbalasan dengan sahabatnya, @winasoedarjo, kita tahu apa yang terjadi dan apa yang dirasakan setiap tokohnya. Ika Natassa begitu berani menggunakan teknik penulisan yang dalam bukunya disebut sebagai 'twitterature' - a smart amalgamation of 'twitter' and 'literature'. Keberaniannya disertai kepiawaian menyampaikan setiap tweet sebagai sebuah curahan hati yang wajar dan tidak berlebihan. Kehidupan metropolis suami-istri Alexandra, seorang banker di puncak karir, dan Beno, seorang dokter bedah handal, yang penuh kesibukan dengan latar Ibukota Jakarta menjadi topik utama. Segala permasalahan dan penyelesaiannya yang terkadang kita alami sendiri sedikit banyak mengusik nurani kita. Memandang permasalahan dari sudut pandang yang berbeda akan membawa kita pada kedewasaan.
Tidak seorang pun akan menyangka bahwa Alexandra hanyalah tokoh fiksi (saat pertama kali menemuinya di dunia maya). Timeline nya tidak hanya diisi curahan hati karena kebahagiaan, kekesalan atau pun amarah. Beberapa quote Paulo Coelho, puisi Sapardi Djoko Damono dan Pablo Neruda pun menghiasi tweet Alexandra. Pada akhirnya disadari bahwa hidup tidaklah sempurna. Dan di tengah ketidaksempurnaan itulah, kita sendiri yang mampu membuatnya indah. Warna-warni kehidupan terasa jelas dalam keseharian sang tokoh.
Terkadang cinta dan benci dapat terjadi pada waktu yang bersamaan terhadap orang yang sama. Dan tidak semua orang menyadari itu. Termasuk Alexandra dan Beno. Bagaimana sebenarnya kisah pernikahan kedua mereka?
Novel Metropop dengan tebal 355 halaman ini tidak akan membuat Anda bosan. Karena dalam satu halaman saja Anda dapat tersenyum, tertawa terbahak-bahak atau bahkan menangis terharu.
Happy reading!!!