d sWeetY cHubBy

d sWeetY cHubBy

welcome 2 my bloG....

This blog is my mirror..
It represents my purpose and my passion,
I juz need to share all of my experience, what in my mind, all i want, all I need, and everything about me..
May be it can be my diary,
also my thankful book,
my reminder and my heart alarm,
and many more.


so juZ read it and teLL me what do you thinK about me..............

^-^

Monday, March 19, 2012

Percayakah Kamu Bahwa Segala Sesuatu Diciptakan 2 Kali?


Judul Buku                : 2
Penulis                      : Donny Dhirgantoro
Penerbit                    : Grasindo
Tahun terbit               : 2011
Jumlah Halaman         : 418 hal + vi
Harga                        : Rp 60.000,00


Dan, perempuan Indonesia dengan segala keterbatasannya itu memutuskan untuk melawan, memutuskan untuk terus berjuang demi impiannya, memutuskan untuk terus mencintai hidup yang tak pernah sempurna.

Gusni Annisa Puspita. Anak ke dua dari sebuah keluarga kecil yang bahagia. Dilahirkan dengan berat badan di atas rata-rata. Bahkan saat masih bayi disebut sebagai bayi raksasa. Ia terus tumbuh dengan berat badan yang terus naik, tidak pernah sekali pun turun. Namun keceriaan tidak pernah lepas dari hidupnya. Kasih sayang dari keluarga terus mengalir dalam dirinya. Dari Papa, Mama dan kakaknya, Gita Annisa Srikandi, seorang atlet bulutangkis nasional.

Sunday, March 18, 2012

Untuk Sang Pencinta Hujan


Aku bermimpi. Ah. Tidak. Ini bukan mimpi. Aku tahu yang terjadi semalam bukanlah mimpi. Beberapa saat yang lalu kau masih tersenyum. Saat itu belum hujan. Belum ada tangisan. Kau masih tertawa untukku. Kau masih berkata kangen. Kau masih berucap rindu yang tiada terputus. Dan kau tidak berhenti mengucapkan cinta. Namun secepat cahaya berpindah, pun hatimu. Pun dirimu. Detik bergulir sejak saat itu hingga kau memutuskan mimpi buruk itu. Mungkin bukan kau yang memutuskan. Mungkin ini keputusan Yang Di Atas. Aku tidak percaya kebetulan. Aku tahu segala sesuatu diaturNya dalam waktuNya. Hanya Dia yang tahu. 

Aku hanya bisa menangis. Terlalu jujur. Namun ini aku. Ini kelemahanku. Kamu. Kamu kelemahanku. Kamu yang mampu menepis ketegaranku hingga titik batas kekuatanku. Hingga aku jatuh dan hanya bertemankan bulir air mata. Aku tertidur. Lelap tidak lelap. Tidur sambil menangis. Menyesali. Namun tidak bisa memutar waktu.

Pukul tiga dini hari. Saat para setan sedang berkeliaran menawarkan hati para manusia, begitu kata mereka. Aku terbangun oleh suara. Seperti sesuatu yang dari langit. Air. Air yang bertriliyun jumlahnya dijatuhkan langit padaku. Apa maksudnya? Agar aku terbangun? Agar aku menangis lagi? Sudah cukup. Aku sudah menangis semalam. Apa aku harus melanjutkannya? Menyesali. Namun tidak bisa memutar waktu.



Aku berharap ini mimpi. Namun aku tahu ini bukan mimpi. Dini hari yang hujan. Bagaikan firasat atas tangisan. Aku rindu. Kau selalu bilang kau mencintai hujan. Kau suka bau tanah. Kau suka mendengar suara hujan. Namun hujan ini berbeda. Hujan yang menangis. Bukan hujan yang kau cintai. Hujan mengingatkanku akan sakit. Aku yang tertinggal. Namun hatiku pun masih tertinggal. Entah dimana, kau pun tahu, tak perlu kusebutkan. 

Aku bersimpuh. Di tengah ketenangan malam yang menuju pagi. Kembali berderai air mata. Aku menyerahkan kembali kepadaNya. Aku milikMu. Dia milikMu. Bukan hakku atas dia. HakMu lah sepenuhnya. Aku tidak boleh sakit hati. Tidak boleh menyalahkan siapa pun. Aku harus ikhlas.

Kulantunkan bait-bait doa dengan linangan air mata dan kepasrahan diri. Aku tidak pernah menginginkan kepergianmu. Namun jika itu yang terbaik, aku harus ikhlas. Jika kau lebih bahagia, aku rela. Mungkin bahagiaku bukan denganmu.

Doa ku akhiri. 
Biarlah kehendakMu yang jadi, bukan kehendakku. Amin.

Thursday, March 1, 2012

Perempuan di Sudut Pantry

Sepenggal kisah singkat yang kulihat hari ini dan tanpa pikir panjang kutuangkan dalam sebuah tulisan. 

Pada jam istirahat kantor di hari Jumat di mana para lelaki muslim sedang melaksanakan Sholat Jumat, aku melihat pemandangan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Di pantry kantorku yang berada di lantai 22 di salah satu gedung pencakar langit di kawasan Jakarta Pusat. Aku baru saja menyelesaikan makan siangku  dengan nasi merah dan aku berjalan membawa tupperware berwarna hijau ke pantry untuk mengambil air minum. Di sinilah biasanya kulihat para lelaki sedang duduk santai, melepas kejenuhan pekerjaan, membicarakan isu politik, berdiskusi dengan topik ringan sampai topik berat yang menyangkut urusan negara dan pemerintahan, berbagi cerita keluarga, mengenang pengalaman ketika bersekolah di luar negeri bertahun-tahun yang lalu dan sebagainya - yang tentu saja tidak dapat aku ingat satu per satu - sambil merokok. Ya, rokok. Bagi para lelaki ini, rokok tentu memberikan suatu perasaan tenang dan menyenangkan di kala penat akibat load pekerjaan sedang meningkat. Para lelaki merokok. Mulai dari lelaki yang sudah seumur dengan papaku hingga lelaki yang seumur denganku bahkan yang lebih muda dariku. Sudah biasa kulihat (di sini) - karena di tempat lain aku sudah biasa melihat yang selain lelaki merokok. Akan tetapi di sini, di pantry kantor ini, belum pernah sekalipun aku melihat perempuan merokok. Hingga siang ini aku melihatnya. Seorang perempuan sedang merokok di pantry. Ketika melihatku, dia hanya tersenyum sambil terus menghisap batang rokoknya. Aku pun membalasnya dengan senyum.

Tahukah dirimu aku tiba-tiba saja mengaguminya? 

Aku sangat kagum pada perempuan yang merokok. Perempuan yang punya keberanian untuk menjadi berbeda. Perempuan yang  punya keberanian untuk menentang budaya lokal yang seolah-olah membatasi perempuan untuk berekspresi dan melakukan apa yang mereka suka. Perempuan juga berhak untuk memilih. Mana yang boleh dan mana yang tidak. Mana yang baik dan mana yang benar. Merokok pun juga merupakan pilihan, jangan pernah menjadikannya sebuah larangan ketika hal tersebut dilakukan tanpa mengganggu kepentingan publik. Seperti perempuan yang kuceritakan ini. Aku yakin karena dia adalah perempuan, dia punya perasaan yang lebih peka dibandingkan para lelaki. Mungkin para lelaki akan merokok seenaknya tanpa memikirkan di mana dia dan ada siapa saja di sekitarnya. Berbeda dengan perempuan yang akan lebih berhati-hati untuk bertindak salah satunya dalam hal merokok. Tentu saja perempuan akan merokok di tempat yang memang diijinkan dan tidak mengganggu orang lain yang tidak tahan terhadap asap rokok. Itulah kelebihan perempuan. Perempuan yang merokok. Mungkin banyak yang berpikiran negatif tentangnya. Namun tidak denganku. Karena sekali lagi kukatakan bahwa aku kagum. Kagum pada sesosok perempuan yang merokok di sudut pantry siang ini yang bahkan namanya pun aku tidak tahu.